SUARA INDONESIA, SURABAYA – Jumlah yang mengaku-ngaku wartawan jauh lebih banyak dari pada wartawan yang profesional.
Pernyataan itu, disampaikan Ketua Dewan Pers Ninik rahayu, disela-sela kegiatan penutupan uji kompetensi wartawan yang selenggarakan Dewan Pers kerjasama dengan PWI, IJTI, PFI dan Unitomo di Surabaya, Sabtu (04/05/2024).
"Jumlah yang mengaku-ngaku wartawan jauh lebih banyak dari wartawan yang profesional. Namun, dengan adanya uji kompetensi wartawan ini, nantinya akan tersaring di masyarakat. Biasanya, mereka terkesan akan bersembunyi di balik kemerdekaan pers,” paparnya.
Diakui Ninik, masyarakat di jaman dulu sangat mengetahui kalau berita itu yang menghasilkan adalah jurnalis atau wartawan.
“Sekarang masyarakat dibuat bingung. Mana berita mana informasi. Mana yang hoax dan tidak. Sehingga sulit dibedakan. Apalagi informasi itu disebarkan lewat platform media sosial,’ katanya.
Salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh wartawan, menurutnya adalah bagaimana merebut hati masyarakat.
“Wartawan yang kompeten, harus berani menyuarakan kebenaran dan memberikan hak konstitusional yang menjadi hak dan milik masyarakat,” tutupnya. (Gilang Gibran)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Magang |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi