SAMPANG, Suaraindonesia.co.id - Hasil produksi petani garam memaskui musim kemarau 2023 mengalami peningkatan.
Hal ini disampaikan salah seorang petani garam asal Kecamatan Sreseh, Rohman (32) mengatakan, perbedaan hasil produksi jauh meningkat ketimbang 2022.
"Tahun ini petani garam rata-rata di tengah musim kemarau, hasil produksinya mencapai 20 ton per pendapatan petani garam, kalau tahun 2022 kemarin hanya 5 ton per pendapatan petani rata-rata," terangnya, Rabu (30/08/2023).
Ia mengatakan, untuk saat ini harga garam Kw1 masih Rp 80 ribu perkarung dengan isi 50 kilo, Kw2 dengan harga Rp 60 ribu, Kw3 Rp 50 ribu.
"Tapi informasinya sudah naik di bulan Agustus ini, dari harga Rp 80 ribu menjadi Rp 100 ribu untuk garam jenis Kw1. Namun kok masih Rp 80 ribu perkarung di petani saat ini, soalnya kemarin ada yang jual masih harga Rp 80 ribu perkarung," jelasnya.
Secara terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Budidaya dan Perikanan Dinas Perikanan, Kabupaten Sampang, M Mahfud menyampaikan, dari anjloknya harga garam 340 turun ke Rp 75 ribu perkarung, kini di akhir Agustus mengalami kenaikan. Dari Rp 75 ribu naik ke Rp 100 ribu perkarung untuk jenis Kw1.
"Sementara itu, untuk Kw2 dari 65 naik ke 85 perkarung, dan Kw3 dari 50 naik ke 65 perkarung," pungkasnya.
Mahfud juga berkata, penyerapan hasil produksi garam di pertengahan musim tidak ada masalah. Untuk sementara ini banyak yang membeli dan harga sudah layak.
"Karena terkait patokan harga masih dipasrahkan ke mekanisme pasar. Tapi semoga kondisi harga tetap stabil kedepannya," pungkasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Hoirur Rosikin |
| Editor | : Lukman Hadi |
Komentar & Reaksi