SUARA INDONESIA

Setahun Bekerja di Malaysia, Warga Jubung Jember Meninggal di Negeri Jiran

Magang - 24 February 2024 | 08:02 - Dibaca 750 kali
News Setahun Bekerja di Malaysia, Warga Jubung Jember Meninggal di Negeri Jiran
Jenazah Satuni, PMI asal Dusun Jubung Lor, Desa Jubung, Kecamatan Sukorambi, Jember, Jawa Timur, ketika tiba di rumah duka, Jumat 23 Februari 2024, kemarin. (Foto: Kawan PMI Jember untuk Suara Indonesia)

SUARA INDONESIA, JEMBER – Satuni, warga asal Dusun Jubung Lor, Desa Jubung, Kecamatan Sukorambi Jember, Jawa Timur, dikabarkan meninggal di Malaysia karena sakit. Setelah melalui proses sesuai prosedur di negeri jiran, jenazah Pekerja Migran Indonesia (PMI) tersebut akhirnya tiba di rumah duka, Jumat sore, 23 Februari 2024, kemarin.

Informasi yang diperoleh Suaraindonesia.co.id menyebutkan, ibu tiga anak ini berangkat ke Malaysia bersama suami keduanya, akhir 2022 lalu. Selama di perantauan, Satuni bekerja sebagai asisten rumah tangga di Kuala Lumpur. Namun belakangan, wanita 44 tahun ini kondisinya ngedrop hingga sempat dibawa ke rumah sakit.

Kepala Desa Jubung Bhisma Perdana mengatakan, sebelum meninggal, Satuni rutin berkomunikasi dengan pihak keluarga di tanah air. Bahkan, perempuan kelahiran Jember 1980 tersebut sempat meminta pulang karena kondisi kesehatannya yang terus menurun.

Namun, setelah mendapat perawatan dan kondisinya membaik, Satuni mengurungkan niatnya pulang ke tanah air. Ia kembali menyampaikan keinginannya untuk melanjutkan bekerja di Malaysia, hingga kesehatannya menurun kembali. Akhirnya, Rabu malam 21 Februari, Satuni dikabarkan meninggal.

Mendapat kabar warganya meninggal di Malaysia, Bhisma segera membangun komunikasi dengan pihak keluarga, serta berkoordinasi dengan sejumlah pihak. Hingga akhirnya, ia mendapat informasi bahwa pemulangan jenazah warganya telah diurus oleh Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) bersama Kedutaan RI di Malaysia.

“Mewakili pihak keluarga, kami menyampaikan terimakasih karena proses pengiriman jenazah berjalan lancar dan tanpa hambatan, meski di awal sempat ada kesalahpahaman. Ini wajar, karena memang baru pertama di desa kami ada warga meninggal di luar negeri,” tuturnya, ketika berada di rumah duka.

Perwakilan Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Jawa Timur, M Choirul Anam menuturkan, jenazah Satuni diterbangkan dari Malaysia, Jumat pagi, sekitar pukul 07.20 waktu setempat. Jenazah berangkat dari Bandara Kuala Lumpur menggunakan pesawat MH 871.

“Sesuai jadwal, jenazah tiba di Bandara Juanda Surabaya sekitar pukul 09.10. Setelah pengurusan administrasi selesai, jenazah kemudian dibawa ke rumah duka menggunakan ambulans BP3MI Jawa Timur,” ungkapnya.

Mewakili Kepala BP3MI Jawa Timur, Anam menyampaikan belasungkawa atas peristiwa tersebut. Dia pun meminta agar keluarga bersabar dan mengikhlaskan kepergian Satuni. “Insyaallah almarhumah husnul khotimah, karena meninggal saat mencari nafkah,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Komunitas Relawan Pekerja Migran Indonesia (Kawan PMI) Jember Chendra Hera Lesta mengungkapkan, mendiang Satuni berangkat bersama suami keduanya ke Malaysia melalui jalur nonprosedural. Informasi yang ia dapat, Satuni diberangkatkan oleh seorang perantara atau Toke dari Klakah, Lumajang.

“Pemulangan jenazah warga Jember kali ini adalah yang keempat kalinya selama 2024. Sebelumnya ada warga Dukuhmencek, Sukorambi, serta dua warga asal Kecamatan Jenggawah. Semuanya berangkat melalui jalur nonprosedural,” jelasnya.

Chendra bersama relawan Kawan PMI Jember lainnya, memang selalu mengawal proses pemulangan jenazah pekerja migran asal Jember. Selain melakukan pendampingan PMI terkendala, relawan yang berada di bawah naungan BP2MI ini juga terus menyosialisasikan prosedur migrasi aman.

Tujuannya agar warga Jember yang ingin bekerja keluar negeri memilih menggunakan jalur resmi, bukan jalur nonprosedural atau tidak resmi. Karena jika melalui jalur resmi, pemerintah bisa memastikan keamanan PMI mulai sejak sebelum berangkat, penempatan atau saat bekerja, hingga mereka kembali ke tanah air.

“PMI yang berangkat lewat jalur prosedural, hak-hak mereka juga akan terpenuhi. Sedangkan yang berangkat melalui jalur nonprosedural berpotensi mendapat masalah ganda. Selain problem keimigrasian, mereka juga berpotensi menjadi korban perdagangan orang,” sebutnya.

Di bawah koordinasi BP3MI Jawa Timur, Chendra menuturkan, Kawan PMI Jember akan menggandeng sejumlah pihak, seperti Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Jember, serta pemerintah desa untuk menyosialisasikan prosedur migrasi aman. Sasaran pertama, adalah desa yang menjadi kantong PMI di kabupaten setempat.

“Harapannya, jumlah warga Jember yang berangkat melalui jalur nonprosedural bisa terus ditekan. Meski hal itu tidak gampang, tapi bisa terwujud jika ada komitmen dan kerjasama multipihak,” pungkasnya. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Magang
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV