SUARA INDONESIA, SITUBONDO – Wakil Bupati Situbondo, Khoirani, menolak adanya wacana perubahan eks lokalisasi Gunung Sampan (GS) menjadi wisata karaoke oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) kabupaten setempat.
Khoirani mengatakan, Situbondo sudah dikenal sebagai Kota Santri, sehingga dirinya tidak yakin ketika eks lokalisasi GS diganti menjadi kawasan wisata karaoke bisa merubah image negatif menjadi positif.
"Saya menolak dengan tegas eks lokalisasi GS diubah menjadi taman wisata hiburan karaoke. Dan tidak ada satupun tempat prostitusi di Kota Santri Situbondo," ucapnya.
Menurutnya, sebagai Kota Santri, Situbondo tidak pantas ketika masih ada tempat prostitusi. Apalagi menjadi wisata karaoke. Kalau rencana ini diizinkan, bisa-bisa tambah praktik prostitusi di GS makin marak.
"Harus ada gerakan masif dari semua pihak. Kita niatkan untuk memberantas segala bentuk prostitusi. Dan ini sudah kita lakukan di wilayah barat, waktu jadi dewan tempat prostitusi pindah dengan sendirinya," terangnya.
Lebih lanjut Khoirani membandingkan antara lokalisasi GS dengan Dolly. Bahkan, kata dia, lokalisasi terbesar di Surabaya itu saja bisa dibubarkan, masak di Situbondo tidak bisa.
"Insyaallah nanti kita akan bersama-sama dengan TNI dan Polri, MUI, PCNU, dan DMI, bisa juga bergerak membubarkan tempat-tempat lokalisasi di Kabupaten Situbondo, termasuk di lokalisasi GS dan Bedengan," bebernya.
Pihaknya berharap, semua stakeholder serta tokoh masyarakat hingga tokoh agama di Kabupaten Situbondo, ada tindakan nyata untuk memberantas segala bentuk prostitusi di Kota Santri. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Syamsuri |
| Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi