SUARA INDONESIA

Kaesang Ngopi Bareng Petani Hutan di Rembang

Gunawan - 17 December 2023 | 20:12 - Dibaca 863 kali
Politik Kaesang Ngopi Bareng Petani Hutan di Rembang
Ribuan masyarakat petani hutan saat menghadiri Ngopi Bareng Mas Kaesang di Taman Pantai Kartini, Rembang, Minggu 17 Desember 2023. (Foto : Gunawan/Suara Indonesia).

SUARA INDONESIA, REMBANG - Ribuan masyarakat yang tergabung dalam Kelompok Tani Hutan (KTH) dampingan Perkumpulan Rejo Semut Ireng, perwakilan dari Kabupaten Pati, Rembang, Blora dan Bojonegoro memadati Taman Pantai Kartini, Rembang Jawa Tengah Ngopi Bareng (Ngobar) menyampaikan aspirasi bersama Kaesang Pangarep.

Kurang lebih 67.000 penerima manfaat dari perhutanan sosial dari 157 KTH yang menghadiri terlihat sangat antusias, berbondong-bondong dengan menggunakan bus, truk dan bahkan kendaraan bermotor.

"Beliau hadir bukan sebagai tokoh parpol ataupun capres dan cawapres. Namun secara pribadi datang ingin menemui masyarakat di Pantai Kartini, Rembang. Ribuan wargapun terlihat antusias," kata Koordinator Semut Ireng Kabupaten Rembang, Miarizky.

Rizky mengatakan bahwa dengan "Ngobar Bareng Mas Kaesang" kegiatan bersama ribuan masyarakat KTH inipun dibuat lebih santai, agar keluh kesah para petani hutan dapat terserap dan diterima langsung aspirasinya.

"Dengan suasana santai ini, keluhan dan aspirasi petani hutan dapat tersampikan langsung dengan mas Kaesang," kata dia, di Taman Pantai Kartini Rembang, Minggu (17/12/2023).

"Mendengar mas Kaesang turun langsung dan memang sangat mendadak, ya. Waktu hanya dua (2) hari dalam mengumpulkan ribuan masyarakat petani hutan," sambung pembina Rejo Semut Ireng, Harsono.

Para petani hutan, kata Harsono, menyampaikan keluhannya tentang problematika pupuk dan program Kawasan Hutan Dengan Pengelolaan Khusus (KHDPK) Perhutanan Sosial.

"Perpres No. 28 Tahun 2023 tentang Perencanaan terpadu Percepatan Pengelolaan Perhutanan Sosial, juga disampaikan secara langsung ke Mas Kaesang," jelasnya.

Meskipun ada Perpres itu, Harsono menerangkan, petani hutan masih merasa termarjinalkan, ada diskriminasi. Implementasi dilapangan pihak terkait terkesan tak ada keseriusan dalam memberikan pupuk bersubsidi.

"Masih berjuang para petani dalam mendapatkan pupuk bersubsidi," papar dia.

Salah satu petani hutan, Umi warga setempat mengaku dilema pendistribusian pupuk bersubsidi didaerahnya tidak merata.

"Mboten roto loh mas, distribusi pupuk subsidi ne (tidak merata mas, pembagian pupuk subsidi nya)," ungkap Umi, mencurahkan perasaannya.

Menanggapi problema petani hutan, istri Erina Gudono, Kaesang Pangarep mengatakan bahwa semua mempunyai hak yang sama. Data, KTP dan kelengkapan lainnya ada, berhak dalam mendapatkan pupuk bersubsidi.

"Ada hak untuk mendapatkannya (pupuk bersubsidi, red)," ungkap Kaesang saat berdialog dengan petani hutan.

Putra sulung Presiden RI, Ir. Joko Widodo, mengatakan bahwa perlunya ada kerjasama dengan pihak ketiga untuk menjawab dan menawarkan solusi bersama, menjawab permasalahan para petani hutan.

"Perlu ada upaya dan usaha, bersama lintas sektoral terkait seperti dinas pertanian, ATR/BPN, LHK untuk dapat memberikan solusi dan memecahkan permasalahan petani hutan, sehingga tidak bergejolak," ungkap Kaesang Pangarep.

Pewarta: Gunawan
Editor: Mahrus Sholih

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Gunawan
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV