SUARA INDONESIA

APBD Sebagai Stimulus, Diyakini Dapat Dukung UMKM di Jember

Muhamad Hatta - 31 January 2023 | 00:01 - Dibaca 723 kali
Pemerintahan APBD Sebagai Stimulus, Diyakini Dapat Dukung UMKM di Jember
RDP di ruang Banmus antara BPC HIPMI Jember dan Pimpinan DPRD Setempat

JEMBER - Sikapi soal langkah antisipasi dan menyikapi ancaman resesi ekonomi global. DPRD Jember melakukan komunikasi dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan para pelaku usaha dan UMKM yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jember.

Dalam kesempatan RDP di ruang Banmus Gedung Parlemen Jember, Senin (30/1/2023) petang. Para pelaku usaha dan UMKM itu, mendapat dukungan dan support untuk dapat mampu bertahan serta semakin berkembang di tengah ancaman resesi ekonomi global.

Menurut Ketua DPRD Jember Itqon Syauqi, dukungan dalam bentuk stimulus diyakini dapat memberikan semangat bagi para pelaku usaha dan UMKM.

“Poin-poin untuk survive (bertahan, red) ataupun , menggenjot ya pun harus dengan ritme. Tidak sampai merusak konstruktif besar perekonomian kita. Kalau yang saya tangkap dari beberapa masukan dari masyarakat tentang dunia usaha, sebetulnya ini kuncinya ada pada behaviour (kebiasaan, red). Jadi kebiasaan belanja kita itu, saat ini gak kembali ke sebelum pandemi. Sehingga perputaran uangnya ini macet, bahkan dirasa sama seperti zaman pandemi saja,” kata Itqon saat dikonfirmasi sejumlah wartawan usai RDP.

Disampaikan dalam RDP dengan para pelaku usaha dan UMKM itu, kata Itqon, seandainya kebiasaan untuk berbelanja itu bisa kembali normal. Diyakini perputaran ekonomi bisa kembali pulih.

“Namun untuk menuju hal itu, sebagai upaya bertahan dan dapat menjadi suntikan semangat. Pemerintah Daerah harus datang dan memahami persoalan itu. Nah untuk ini kan butuh stimulus, yakni APBD itu. Karena APBD itu, salah satu fungsinya adalah sebagai stimulus perekonomian di Kabupaten Jember ini, sehingga bisa berjalan dengan baik perputaran ekonomi ini,” ulasnya.

Namun demikian, kata legislator dari PKB ini, stimulus melalui APBD itu. Tentu kembali ke kemampuan keuangan daerah.

“Dengan target sekian dan sekian (untuk membantu perputaran ekonomi). Juga kalau soal ruang fiskalnya dan lain sebagainya, itu bisa kita bicarakan lebih lanjut,” katanya.

Selain stimulus untuk menyokong atau membantu UMKM itu, lanjutnya, juga ada instruksi soal semua sektor pemerintahan untuk mendukung pengusaha lokal dan pelaku UMKM.

“Bahkan kalau tidak salah ke depannya, diseluruh kementerian dan lembaga. Targetnya itu harus menggunakan 100 persen produk dalam negeri,” ujarnya.

Dengan semangat dari pemerintah pusat dengan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas industri nasional.

“Sekarang kan TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri), masih 40 atau 60 persen kalau tidak salah. ini nantinya (diharapkan) 100 persen. Apa tujuannya? Kalau bukan untuk memastikan kelangsungan dari usaha atau UMKM yang ada di negara Republik Indonesia. Pesannya, pastikan bahwa produk-produk lokal itu adalah yang berkualitas. Jangan sampai mengecewakan konsumen. Yang kedua, pemasaran jangan hanya yang disasar kalangan elit. Sosialisasi itu jauh lebih penting sekarang,” paparnya.

Senada dengan yang disampaikan Ketua DPRD Jember, Ketua Fraksi Pandekar (PAN, Demokrat, dan Golkar) Agusta Jaka Purwana juga mengingatkan soal UMKM yang diyakini sebagai soko guru perekonomian di sebuah daerah.

“Jadi UMKM ini yang harus dikembangkan dan juga jangan lupa hanya di UMKM saja, tapi kelasnya juga jangan tetap. Tetapi harus naik kelas,” kata Agusta.

Pria yang juga legislator Demokrat dan Mantan Ketum BPC HIPMI Jember itu juga menyampaikan, saat membahas soal UMKM, alasan kenapa harus naik kelas. 

Karena jika tidak, katanya, maka tidak akan memberikan manfaat secara nyata dan manfaat ekonomi tidak terasa maksimal.

“Karena kalau hanya perbanyak UMKM, itu bisa googling UMKM terbanyak itu justru negara-negara yang miskin. Itu penelitian dari Inggris tahun 2016. Seperti Boswana sampai angka 20 persen UMKMnya. Zimbabwe, Peru, dan negara-negara Afrika UMKMnya banyak tapi tidak naik kelas,” ulasnya.

“Jadi kita berharap UMKM yang dibina itu, apalagi juga di bawah HIPMI ini. Bahwa seluruh lapisan pengusaha mulai dari bawah sampai pengusaha besarnya ada. Kami harap pengusaha besar ini bisa mengangkat UMKM yang belum maju. Tularkan ilmunya, agar teman-teman UMKM bisa naik kelas,” sambungnya.

Lewat kolaborasi dan komunikasi, juga didukung oleh legislatif. Nantinya para pengusaha dan pelaku UMKM, bisa bersinergi dengan dinas-dinas terkait.

“Sehingga teman-teman di HIPMI juga pengusaha serta pelaku UMKM. Bisa berperan aktif, di dinas-dinas yang menaungi UMKM. Misalnya di Diskop, itu ada pelatihan atau apa, mereka (pengusaha serta pelaku UMKM) bisa dilibatkan. Jadi pelibatan kita menjadi efektif baik secara gerakan maupun secara personal. Jadi dari hulu sampai hilir ini bisa terakomodir semua. Karena yang kita lihat, terus terang kalau hanya bikin bazar atau pameran. Itu hanya di hilir saja, bagaimana cara menjual. Tapi bagaimana sebuah produk itu bisa menarik, dan bagaimana membikin kemasan itu menjdi menarik. Bagaiamana terkait izin-izinnya juga, bisa terlibat di situ,” tandasnya.

Menanggapi masukan yang disampaikan legislatif Jember, Ketua Umum BPC HIPMI Jember Restu Prayogi mengaku siap menjalin kolaborasi dan komunikasi dengan berbagai pihak.

“Produk lokal Jember ada banyak dan bisa bersaing secara nasional ataupun multinasional. Bahkan banyak yang unggul. Tapi tentunya perlu dukungan itu dan kolaborasi,” ujar pria yang juga akrab disapa Yogi ini.

“Melalui eksekutif ataupun juga wilayah legislatif, sehingga langkah kami pelaku usaha ini dapat baik dan lancar. Namun pada intinya, bagaimana kita bisa berswasembada ataupun mandiri, untuk bisa menangkal resesi itu sendiri. Belajar dari negara lain yang tidak bisa menangkal resesi ekonomi global, adalah karena persoalan tidak punya dan kurang mendukung produk lokal. Sehingga langkah ini yang bisa kita jadikan pelajaran untuk bisa kuat di masa resesi ekonomi global ini,” sambungnya.

Para pengusaha dan pelaku UMKM, terlebih yang tergabung dalam HIPMI Jember, katanya, juga siap mendukung dan mengangkat potensi lain di Jember.

“Tidak hanya bicara soal UMKM, bagaimana meningkatkan potensi wisata daerah. Itu juga menurut kami, butuh untuk dukungan. Mungkin nantinya juga bisa menjadi perhatian. Apalagi di Jember banyak potensi wisata, jadi dorongan kepada dunia wisata juga dirasa penting. Semoga upaya ini, bisa menjadi upaya baik dalam bertahan di persoalan resesi ekonomi global ini,” tandasnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhamad Hatta
Editor : Bahrullah

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV

Pemerintahan

View All
EDISI, 14 MARET 2024
14 March 2024 - 19:03
EDISI, 14 MARET 2024
EDISI, 12 FEBRUARI 2024
12 February 2024 - 17:02
EDISI, 12 FEBRUARI 2024
EDISI, 11 FEBRUARI 2024
11 February 2024 - 07:02
EDISI, 11 FEBRUARI 2024
EDISI, 09 JANUARI 2024
09 February 2024 - 17:02
EDISI, 09 JANUARI 2024
EDISI, 08 FEBRUARI 2024
08 February 2024 - 17:02
EDISI, 08 FEBRUARI 2024