SUARA INDONESIA

Pesantren di Probolinggo Kembangkan Empat Varietas Bawang Merah, Gabungkan Metode Ilmiah dan Empiris

Lutfi Hidayat - 15 September 2023 | 12:09 - Dibaca 1.71k kali
Pendidikan Pesantren di Probolinggo Kembangkan Empat Varietas Bawang Merah, Gabungkan Metode Ilmiah dan Empiris
Penanaman bibit empat varietas bawang merah Pesantren Raudlatul Muta'allimien, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo, Jawa Timur. (Lutfi Hidayat/Suaraindonesia.co.id)

PROBOLINGGO, Suaraindonesia.co.id - Pesantren Raudlatul Muta'allimien, Kelurahan/Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo, Jawa Timur, melakukan inovasi bidang pertanian. Pesantren tersebut mengembangkan empat varietas tanaman bawang merah, yakni jenis batu ijo, super batu, super philip dan jenis bawang merah lokal Probolinggo.

Sistem tanam bawang merah itu pun menggunakan dua cara berbeda. Penanaman konvensional ala petani lokal dan penanaman kontemporer yang menggabungkan metode teori ilmiah dan empiris atau pengamatan langsung.

Pengasuh Pesantren Raudlatul Muta'allimien, KH Abdul Aziz mengatakan, proses pengembangan budidaya bawang merah empat varietas tersebut, mendapat pendampingan dari dosen Ilmu Pertanian Universitas Brawijaya, Malang.

"Pemilihan empat varietas bawang merah ini, nantinya akan disesuaikan mana yang cocok dengan karakter tanah, sistem tanam dan perawatannya. Sehingga nanti akan diketahui jenis bawang merah apa dan sistem bagaimana yang sesuai dengan kondisi di sini," ungkapnya kepada Suara Indonesia, Jumat pagi (15/09/2023).

Budidaya dan pengembangan tanaman bawang merah ini, didanai oleh Bank Indonesia (BI) dengan konsultan pertanian Universitas Brawijaya.

Program tersebut merupakan pilot project pendampingan pengembangan bidang usaha budidaya tanaman bawang merah sektor pertanian pesantren yang pertama di Indonesia.

"Tujuannya supaya pesantren betul-betul mulai memikirkan kemandirian ekonomi melalui berbagai sektor usaha, karena sumber pendapatan pesantren selama ini hanya berdasarkan pada uang iuran dan uang yang lain. Jadi pesantren nantinya dapat ditopang dari kapasitas ekonomi santri dan wali santrinya dengan perkembangan pertanian," terang Aziz.

Sektor pertanian, dikatakan Aziz, merupakan penyangga ekonomi yang kuat bagi pesantren. Selain dapat meningkatkan pendapatan pesantren, pertanian juga merupakan mayoritas profesi santri dan wali santri yang perlu terus dikembangkan agar menjadi ketahanan ekonomi keluarga.

"Kami juga memberikan edukasi kepada para santri dan masyarakat, bahwa basis utama pesantren itu rata-rata adalah petani. Tetapi karena banyak santri yang tidak paham sistem pertanian yang baik, potensi itu sulit dikembangkan," terangnya.

Dosen Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Syamsul Hadi menuturkan, pihaknya dan Pesantren Raudlatul Muta'allimien mempelajari perbedaan dari karakteristik empat varietas bawang merah yang ditanam.

"Pendampingan sebenarnya tidak hanya soal pertanian bawang merah, tapi juga akan mendampingi untuk produksi-produksi mikroba, pakan kambing, termasuk untuk RPH (rumah potong hewan, Red) dengan tujuan pengembangan entrepreneurship pesantren," ungkapnya.

Untuk pertanian bawang merah, akan dilakukan kajian tentang kesuburan tanah dan sistem tanam. Dari empat petak lahan yang dijadikan penelitian dan pengembangan itu, memiliki sistem berbeda-beda.

"Fokus kami salah satunya mengembalikan kesuburan tanah, dengan banyak menambahkan pupuk kompos untuk menekan ketergantungan pestisida. Jadi pestisida ini dipakai jika benar-benar dibutuhkan saja," jelasnya.

Selain itu, penggunaan trap atau jaring pengaman dan perangkap serangga juga akan menggunakan sistem berbeda, yakni sistem jaring kurung dan sistem trap lampu.

Kepala Kantor Kemenag Kota Probolinggo Fauzi, yang ikut memantau langsung proses penanaman bibit bawang merah, mengapresiasi langkah Pesantren Raudlatul Muta'allimien dalam mengembangkan usaha pesantren.

"Kementerian Agama mendorong semua pondok pesantren untuk memiliki kemandirian dalam pembiayaan pesantren. Mudah-mudahan nanti pesantren yang lain juga mempunyai inovasi-inovasi dalam rangka kemandirian ekonomi," ujarnya.

Proses penanaman bibit empat varietas bawang merah tersebut, juga dihadiri perwakilan Kemenag Pusat dan Kepala Kantor Kemenag Kota Probolinggo. Pendamping dan konsultan pertanian dihadiri pihak Universitas Brawijaya dan penyuluh pertanian Disperta Kota Probolinggo. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Lutfi Hidayat
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV